Pertanian: lahan sawah tadah hujan, ladang palawija (jagung, singkong, kacang), serta tanaman hortikultura (cabai, sayuran).
Perkebunan: kopi, cengkeh, kelapa, dan tanaman keras lainnya yang cocok di daerah perbukitan.
Kehutanan: hutan rakyat dengan hasil kayu, bambu, dan tanaman pelindung yang mendukung konservasi tanah dan air.
Air: terdapat sumber mata air pegunungan dan aliran sungai kecil yang dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan irigasi.
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, buruh tani, dan pekerja serabutan.
Generasi muda mulai terlibat dalam UMKM dan usaha kreatif, seperti kerajinan dan produk olahan pertanian.
Adanya kelompok masyarakat seperti kelompok tani hutan (KTH Munggang) yang sudah aktif dalam pengelolaan sumber daya alam.
Hasil pertanian dan perkebunan dapat dikembangkan menjadi produk bernilai tambah, misalnya keripik singkong, kopi bubuk, atau gula kelapa.
Peternakan rakyat (ayam, kambing, sapi) sebagai penopang ekonomi rumah tangga.
UMKM lokal: produksi makanan tradisional, kerajinan tangan, dan usaha warung.
Potensi pengembangan wisata agro berbasis alam dan pertanian, karena letaknya di perbukitan dengan udara sejuk.
Tradisi gotong royong yang masih kuat di kalangan warga.
Kesenian lokal seperti hadroh, rebana, dan seni tradisional Jawa masih dipertahankan.
Kegiatan keagamaan rutin (pengajian, yasinan, tahlilan) memperkuat ikatan sosial antarwarga.
Adanya sekolah dasar dan lembaga pendidikan agama (TPQ/TPA) di sekitar desa.
Pemuda dusun aktif dalam kegiatan olahraga, karang taruna, dan remaja masjid.
Potensi pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan keterampilan dan teknologi.